Detail Cantuman Kembali

XML

Islam's quantum question: Reconciling muslim tradition and modern science


Di Eropa sekuler, kebenaran sains modern hampir selalu diterima begitu saja. Entah mereka memikirkan teori evolusi Darwin, atau penyelidikan spektakuler tentang batas-batas fisika partikel yang dilakukan oleh Large Hadron Collider CERN, kebanyakan orang berasumsi bahwa penyelidikan ilmiah mengarah ke inti kebenaran fundamental tentang alam semesta. Namun di tempat lain, sains sedang dikepung. Di AS, fundamentalis Kristen mempertanyakan apakah evolusi harus diajarkan di sekolah sama sekali. Dan di negara-negara Muslim seperti Mesir, Pakistan, dan Malaysia, hanya lima belas persen dari mereka yang baru-baru ini disurvei percaya bahwa ide-ide Darwin 'benar' atau 'mungkin benar'. Buku yang penuh pemikiran dan perdebatan yang penuh semangat ini secara mutlak menentang hal yang sebaliknya: tidak hanya bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan keyakinan inti Muslim, tetapi banyak cendekiawan, dari zaman keemasan Islam hingga saat ini, mengadopsi pandangan dunia yang menerima evolusi sebagai sebuah anugerah. Guessoum menyarankan bahwa dunia Islam, seperti halnya Kristen, perlu menjawab pertanyaan ilmiah dengan sangat serius jika ingin memulihkan warisan dan integritasnya yang sebenarnya. 'Pertanyaan kuantum' Islam, menurutnya, dapat dijawab dengan harmonisasi kepercayaan Alquran dan kebenaran ilmiah yang kredibel. Dalam penerapan perspektif Muslim secara khusus pada topik-topik penting seperti kosmologi, tindakan ketuhanan, dan seleksi alam, Pertanyaan Kuantum Islam memberikan kontribusi penting untuk perdebatan di bidang 'sains dan agama' yang diperdebatkan.
Nidhal Guessoum
Guessoum, Nidhal - Pengarang Utama
297.265 NID i
978-1-84885-518-2
297.265
Text
Asing
I. B. Tauris
2011
London
xxvi, 403 hlm.: ill., bibli., index; 23x15cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...