Detail Cantuman Kembali

XML

Genduk Duku


“Memang kau benar. Itu tidak adil. Tetapi itulah kekuasaan. Tidak menimbang mana adil dan tidak adil. Kekuasaan seperti angin topan saja. Menghancurkan apa saja yang menghadang di jalan....”
“Kalau begitu, perkenankanlah hambamu Duku untuk sementara minta diri dan bersembunyi di tempat yang cukup jauh saja. Sebab hambamu Duku khawatir, bila beliau datang lagi dan minta hal-hal yang bukanbukan, tangan abdimu tidak dapat dikendalikan, dapat melayang ke wajah beliau.”

* * *
Genduk Duku, sahabat Rara Mendut yang membantunya menerobos benteng Keraton Mataram dan melarikan diri dari kejaran Tumenggung Wiraguna. Setelah kematian Rara Mendut dan Pranacitra, Genduk Duku hidup sebagai pelarian bersama Slamet. Genduk Duku juga menjadi saksi perseteruan diam-diam antara Wiraguna dan Pangeran Aria Mataram, putra mahkota yang kelak bergelar Sunan Amangkurat I dan sesungguhnya juga jatuh hati kepada Rara Mendut.
Genduk Duku merupakan novel kedua dari Trilogi Rara Mendut, mahakarya Y.B. Mangunwijaya. Sebuah narasi yang tidak hanya mengisahkan tumpang tindih kehidupan manusia, juga dengan apik menyinggung sejarah Tanah Jawa, ketimpangan kelas, keberanian perempuan, dan protes atas ketidakadilan.
penulis, Y. B. Mangunwijaya; desain sampul, Wulang Sunu; setting, Fitri Yuniar
Mangunwijaya, Y. B. - Pengarang Utama
Cetakan ketujuh, September 2023
899.21 MAN g
978-602-06-3319-0
899.21
Text
Indonesia
Gramedia Pustaka Utama
2023
Jakarta
271 halaman ; 21 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...